Aku masih ingat betapa bersemangatnya aku saat pertama kali berbicara denganmu. Setiap kata yang keluar dari mulutmu seakan melukis harapan di hatiku. Cerita kita baru saja dimulai, dan aku begitu yakin bahwa ini akan menjadi sesuatu yang indah. Namun, kenyataan tak selalu seindah harapan.
Katamu, kamu masih sendiri. Aku percaya, bahkan mulai merajut impian tentang kita. Setiap pesan, setiap tawa yang kita bagi, semakin memperkuat perasaanku. Namun, ternyata semua itu hanya ilusi. Kenyataannya, kamu sudah ada yang memiliki. Hatiku hancur seketika. Rasanya seperti menatap langit cerah tiba-tiba digulung awan gelap.
Aku sedih, sangat sedih. Mengapa harapan ini harus patah di awal cerita? Mengapa rasa ini harus muncul jika akhirnya hanya membawa luka? Aku bertanya-tanya, apakah aku terlalu bodoh untuk percaya? Atau mungkin aku hanya kurang beruntung dalam mencintai?
Aku tahu, sedihku ini belum ditakdirkan untuk usai. Mungkin perlu waktu, mungkin perlu air mata yang lebih banyak. Namun, aku juga tahu bahwa ini adalah bagian dari perjalanan hidup. Sakit ini akan menjadi pelajaran, meski sekarang rasanya sulit untuk diterima.
Untuk saat ini, aku hanya ingin meratapi kesedihan ini. Memberi ruang bagi hatiku untuk sembuh. Mungkin suatu hari nanti, aku akan menemukan cerita yang tak lagi patah di awal. Tapi sampai saat itu tiba, biarkan aku menikmati kesedihan ini, sebagai bagian dari proses untuk menjadi lebih kuat.