Kelompok Anak Kreatif Sulap Eceng Gondok Jadi Bantal Bernilai Ekonomis
img
  • 123x Dilihat
  • Ekonomi dan Bisnis
  • 19 Jun 2024

Eceng gondok, dikenal sebagai tumbuhan air yang sering menjadi masalah lingkungan, kini diubah menjadi produk bermanfaat oleh Kelompok Anak Kreatif untuk Bangsa (Ankubas) di Plaju, Palembang. Dalam program SOTECH & SMEECH Kilang Pertamina Plaju, Ankubas menghasilkan bantal eceng gondok sebagai solusi inovatif untuk mengurangi pencemaran di Sungai Musi.

"Ini adalah proyek baru Ankubas untuk mengatasi masalah lingkungan seputar aliran sungai kami," ujar Prasojo Widodo, anggota Ankubas, kepada IDN Times pada Senin (3/6/2024).

  1. Proses Pembuatan Bantal Eceng Gondok Untuk membuat satu bantal eceng gondok, diperlukan waktu seminggu dengan proses pengeringan selama 3-4 hari. Bantal ini dibuat dari 7 gram eceng gondok kering atau sekitar 10 persen dari berat eceng gondok basah. "Kami memilih eceng gondok karena mayoritas warga di sekitar kami adalah pencari ikan. Pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkontrol dapat mengancam populasi ikan," jelas Prasojo.

Ankubas rutin mengumpulkan eceng gondok di sepanjang Sungai Musi, terutama di kawasan Talang Putri, Plaju. Kelompok ini awalnya berdiri sebagai kegiatan sosial yang berkembang menjadi komunitas serius setelah mendapat dukungan dari Pertamina.

  1. Pemasaran dan Harga Bantal Eceng Gondok Satu bantal eceng gondok dijual dengan harga Rp50 ribu dan saat ini pemasarannya dilakukan secara mulut ke mulut. Proses produksi bantal ini dilakukan di Jalan Robani Kadir Lorong Karang Luhur RT 25 RW 07, kediaman Reksotriono. "Eceng gondok dikeringkan, dijemur selama 2 hari untuk menjaga kualitasnya, kemudian diolah menjadi bantal dengan mesin pencacah dan dijahit," tambah Prasojo.

Sambil terus memproduksi, Ankubas terus mengevaluasi kualitas bantal eceng gondok berdasarkan masukan dari pengguna. Salah satu fokus evaluasi saat ini adalah mengurangi kebisingan saat penggunaan bantal. "Kami sedang fokus untuk memastikan penggunaan bantal ini nyaman bagi masyarakat. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan lebih banyak eceng gondok agar tidak berisik," jelasnya.

  1. Dukungan dari Program SOTECH & SMEECH Ankubas mendapatkan dukungan dari program Sosial and Technology Innovation for Community Challenge (SOTECH) dan Sosial and Technology Innovation for Community Challenge (SMEECH) Kilang Pertamina Plaju. Mahasiswa dari Universitas Sriwijaya turut membantu dalam pendampingan dan publikasi produk inovatif ini.

Asty Ananda, salah satu mahasiswa pendamping dari Universitas Sriwijaya, menjelaskan bahwa mereka membantu dalam memperkuat karakteristik kelompok Ankubas dan memfasilitasi pemasaran produk. "Kami turut berperan dalam publikasi jurnal terkait inovasi ini," kata Asty.

Kompetisi SOTECH & SMEECH Kilang Pertamina Plaju sudah diselenggarakan untuk ketiga kalinya, sebagai upaya untuk mendorong inovasi sosial dan teknologi yang berkontribusi positif bagi masyarakat di sekitar Kilang Pertamina Plaju.

Related Post