Pengaruh Ekonomi dari Penyembelihan Hewan Kurban di Bengkulu: Penjelasan Lengkap
img
  • 123x Dilihat
  • Gaya Hidup
  • 19 Jun 2024

sumatrainfo.com, BENGKULU - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu memastikan bahwa ketersediaan hewan kurban untuk Idul Adha 1445 H/2024 mencapai 38.770 ekor, sebagaimana dilaporkan oleh ANTARANews.com pada edisi Selasa, 21 Mei 2024. Hewan-hewan kurban tersebut terdiri dari sapi, kerbau, kambing, dan domba.

Dari jumlah tersebut, sekitar 15.246 ekor adalah sapi dan kerbau yang telah mencapai usia dan kondisi kesehatan yang memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban. Dampak ekonomi dari penyediaan hewan kurban, seperti sapi dan kerbau, sangat signifikan. Saat ini, harga rata-rata satu ekor sapi yang memenuhi syarat sebagai hewan kurban di Bengkulu berkisar Rp 15,5 juta. Harga terendah sapi adalah Rp 14 juta, sedangkan harga tertinggi mencapai Rp 17 juta.

Jika seluruh sapi dan kerbau terjual, nilai total transaksi atau omzet diperkirakan mencapai Rp 236.313.000.000 (Dua ratus tiga puluh enam miliar tiga ratus tiga belas juta rupiah). Angka ini hampir mendekati sepersepuluh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bengkulu yang berjumlah sekitar Rp 3 triliun.

Para peternak sapi, kerbau, kambing, dan domba akan merasakan dampak ekonomi yang besar saat hewan peliharaan mereka terjual habis. Misalnya, jika setiap peternak di Bengkulu memiliki satu ekor sapi, berarti ada sekitar 15.246 peternak yang akan memperoleh penghasilan rata-rata Rp 15,5 juta per orang selama Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

Penghasilan sebesar Rp 15,5 juta tersebut, jika dibagi per hari dalam satu bulan, berarti rata-rata penghasilan harian adalah Rp 517 ribu. Pendapatan seperti ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pemerintah sangat mendorong pengembangan sektor peternakan di Provinsi Bengkulu.

Menurut penulis, yang telah hampir 14 tahun berkecimpung dalam dunia jurnalistik, khususnya di bidang ekonomi dan bisnis, Provinsi Bengkulu sangat cocok untuk pengembangan peternakan seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan lahan yang luas dan pakan ternak yang melimpah secara alami.

Selain itu, saat sapi dan kerbau tersebut disembelih, ratusan ribu kantong daging sapi, kerbau, domba, dan kambing akan dibagikan kepada masyarakat. Hal ini tentunya akan sangat membahagiakan masyarakat, terutama bagi keluarga yang mungkin tidak mampu membeli daging sepanjang tahun karena keterbatasan ekonomi.

Kualitas dan kesehatan daging hewan kurban juga lebih terjamin karena sapi, kerbau, kambing, dan domba harus memenuhi standar kelayakan sebagai hewan kurban. Syariat pemotongan hewan kurban tidak hanya memiliki efek ekonomi, tetapi juga sosial yang tinggi. Perputaran uang dari kegiatan ini sangat besar. Transaksi jual beli antara peternak dan peserta kurban atau panitia penyembelihan hewan kurban biasanya tidak berhenti di situ saja.

Dalam teori ekonomi, terdapat efek pengganda (multiplier effect) terkait ibadah kurban yang dilakukan umat Muslim setiap Hari Raya Idul Adha. Ekonomi bergerak karena adanya transaksi. Peternak akan memutar kembali modal dan keuntungan mereka untuk penyediaan hewan kurban di tahun berikutnya. Sementara itu, panitia dan peserta kurban akan menyediakan perlengkapan pemotongan serta mendistribusikan daging kurban.

Selain itu, sektor-sektor lain seperti transportasi, perdagangan, kesehatan, dan pertanian juga akan terdampak oleh kegiatan ibadah kurban. Efek pengganda atau dampak rembesan dari kegiatan ini akan menyentuh berbagai sektor lainnya, sehingga memperkuat perekonomian secara keseluruhan.

Related Post