Mengenal Sejarah Candi Muara Takus
img
  • 123x Dilihat
  • Budaya dan Pariwisata
  • 19 Jun 2024

 

Candi Muara Takus, sebuah situs candi Buddha di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau, adalah peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya. Kompleks candi ini terdiri dari beberapa bangunan utama seperti Candi Sulung, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka. Para ahli berbeda pendapat tentang tahun pendiriannya, yang berkisar antara abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi. Meskipun demikian, Candi Muara Takus dianggap sebagai simbol keagamaan Budha pada masa itu, terutama Budha Mahayana.

Candi Muara Takus, yang terletak di Sumatera, diperkirakan menjadi salah satu pusat penting dalam pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Bangunan stupa candi ini menunjukkan pengaruh Budha Gautama dengan adanya simbol seperti Yoni dan Lingga, serta kemiripan arsitektur dengan candi-candi Myanmar. Nama "Muara Takus" mungkin berasal dari Sungai Takus yang bermuara di Sungai Kampar atau dari bahasa China yang berarti "kuil tua dan besar di muara sungai."

Candi Mahligai, salah satu struktur utama di kompleks ini, adalah stupa candi terbesar dan terawetkan dengan baik. Bangunan ini berbentuk menara dengan tinggi mencapai 14 meter dan dihiasi relief-relief artistik. Candi Sulung, yang memiliki struktur bundar dengan diameter sekitar 7 meter, dan Candi Bungsu, yang menonjol dengan tangga dan stupa kecil, juga menjadi bagian penting dari kompleks candi ini.

Dengan temuan arkeologis yang ada, Candi Muara Takus dianggap sebagai situs penting untuk studi tentang perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Penggabungan elemen Budha dan Syiwa dalam arsitektur candi ini mencerminkan toleransi beragama dan keberagaman kepercayaan pada masa itu. 

 

Related Post