Mengenal Rumah Adat Limas Sumatra Selatan: Keistimewaan & Fungsinya
img
  • 129x Dilihat
  • Budaya dan Pariwisata
  • 19 Jun 2024

Masyarakat Sumatra Selatan memiliki rumah adat unik yang disebut rumah limas. Rumah limas adalah jenis rumah panggung yang berbentuk seperti limas. Pada tahun 2005, pemerintah mengabadikan rumah adat ini dalam desain uang kertas pecahan Rp10.000. Arsitektur dan fungsi rumah limas dirancang sesuai dengan filosofi, geografi, serta kepercayaan masyarakat Sumatra Selatan, yang mencerminkan esensi dari sebuah rumah adat.

Menurut e-modul "Bersama Meskipun Beragam", rumah adat merupakan rumah asli penduduk suatu daerah yang mencerminkan karakteristik budaya mereka. Keragaman rumah adat di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor seperti perbedaan geografis, kepercayaan, teknologi, dan sumber daya alam yang tersedia.
Perbedaan antara rumah adat satu dengan yang lain menjadi kekayaan budaya Indonesia. Keunikan ini menciptakan identitas yang khas bagi rumah adat dan budaya yang melingkupinya.

Bentuk Rumah Adat Limas

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rumah adat limas adalah rumah panggung dengan bentuk mirip limas jika dilihat dari kejauhan. Bangunan dan atap rumah limas memiliki dimensi yang besar dan luas. Rumah limas biasanya memiliki luas sekitar 400 hingga 1.000 meter persegi. Konstruksi utama rumah dibuat dari kayu-kayu yang banyak tumbuh di Sumatra Selatan, terutama di sekitar Palembang, ibu kotanya.

Kayu-kayu yang digunakan termasuk kayu unggulan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Contohnya adalah kayu unglen, kayu tembesu, dan kayu seru. Kayu unglen sering digunakan untuk pondasi karena kekuatan dan ketahanannya terhadap air. Kayu tembesu umumnya dipakai untuk jendela dan pintu.

Sementara itu, kayu seru digunakan untuk rangka atau dinding, tetapi tidak untuk lantai atau tangga karena dipercayai sebagai kayu langka yang harus dihormati. Atap rumah limas dihiasi dengan ornamen simbar berbentuk tanduk dan melati, yang bukan hanya sebagai hiasan tetapi juga sebagai penangkal petir.

Keunikan Rumah Limas

Rumah limas memiliki beberapa keunikan baik dari segi bentuk maupun ornamen yang menghiasinya. Salah satu contohnya adalah ornamen simbar tanduk dan melati yang menonjol. Jumlah tanduk pada ornamen rumah limas memiliki makna khusus. Dua tanduk melambangkan Adam dan Hawa, nenek moyang umat manusia Tiga tanduk melambangkan Matahari, Bulan, dan Bintang, sementara empat tanduk melambangkan sahabat Nabi Muhammad, dan lima tanduk melambangkan rukun Islam. Ornamen melati melambangkan keagungan dan kerukunan.

Selain itu, rumah limas dibangun menghadap ke timur dan barat. Bagi masyarakat Sumatra Selatan, arah timur adalah tempat matahari terbit atau "matoari edop", yang melambangkan permulaan kehidupan. Sementara itu, arah barat adalah tempat matahari terbenam atau "matoari mati", yang melambangkan akhir kehidupan.

Fungsi Rumah Limas

Selain sebagai tempat tinggal, rumah limas juga digunakan untuk mengadakan upacara adat. Fungsi setiap bagian rumah limas juga memiliki peruntukannya sendiri. Menurut Kiki Ratnaning Arimbi dalam bukunya "Berselancar ke-34 Rumah Adat Indonesia, Yuk!", rumah limas terbagi menjadi lima bagian dengan fungsi yang berbeda.

Kelima bagian ini mencerminkan lima tingkatan kehidupan bermasyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, bakat, pangkat, dan martabat:

  1. Pagar tenggalung, ruangan tanpa dinding yang digunakan sebagai ruang penerima tamu dan upacara adat.
  2. Jogan, ruang tingkat kedua untuk berkumpul khusus bagi pria.
  3. Kekijing ketiga, ruang tingkat ketiga dengan privasi lebih tinggi dari jogan, digunakan untuk tamu undangan khusus dalam acara hajatan.
  4. Kekijing keempat, ruang tingkat keempat untuk orang yang dihormati dan memiliki ikatan darah dengan pemilik rumah, seperti datuk atau tamu yang dituakan.
  5. Gegajah, ruang tingkat kelima yang luas, hanya untuk orang dengan kedudukan tinggi dalam keluarga atau masyarakat, biasanya digunakan untuk musyawarah atau sebagai kamar pengantin.
Related Post